Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, PDI Perjuangan diyakini akan lebih teliti menentukan calon presiden (capres) kali ini. Sebab, sebagai
the ruling party atau partai penguasa yang memiliki kekuatan threshold, PDIP akan menentukan konfigurasi dalam Pilpres mendatang.
"Bahkan PDIP tanpa koalisi dapat mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri, sehingga PDIP lebih leluasa menentukan koalisi," ujar Satyo kepada
Kantor Berita Politik RMOL melalui pesan singkat, Rabu (22/3).
Jika dievaluasi dari Pilpres sebelumnya, lanjut Satyo, memang benar bahwa "Joko Widodo effect" tidak memiliki pengaruh signifikan. Artinya, mengusung capres dengan penuh
gimmick hanya akan mempertaruhkan posisi partai pemenang dalam situasi sulit, dan bukan tidak mungkin akan tergusur oleh partai lain.
"Terbukti Ganjar akan sulit ketika
head to head dengan Anies Baswedan atau Prabowo di sebagian Jawa, Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan beberapa kota lainnya," tutur Satyo.
Karena, kata Satyo, polesan
gimmick dan sampel dari beberapa lembaga survei tidak melulu berbanding lurus dengan pemungutan suara langsung ketika pemilu.
"Sebab adanya faktor
silence majority yaitu
ghost voters, floating voters, dan pemilih milenial atau pemilih pemula," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: