Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Usulan Prabowo Soal Rusia Disorot, Direktur IPR: Tokoh Perdamaian Setelah Bung Karno Hampir Tidak Ada

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 07 Juni 2023, 20:17 WIB
Usulan Prabowo Soal Rusia Disorot, Direktur IPR: Tokoh Perdamaian Setelah Bung Karno Hampir Tidak Ada
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto/Net
rmol news logo Proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang dilontarkan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di IISS Shangri-La Dialogue beberapa waktu lalu, menuai reaksi beragam dari berbagai kalangan masyarakat.

Padahal, ide dan gagasan Prabowo tersebut sangat baik karena menunjukkan kepemimpinan level internasional.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin teringat pemimpin level internasional yang berani menyuarakan perdamaian dunia, yakni Proklamator Soekarno. Menurutnya, saat ini hanya sedikit figur yang menyuarakan perdamaian dunia setelah Bung Karno.

"Tokoh perdamaian dunia pasca Soekarno itu hampir-hampir ngga ada. Pak Prabowo ini nampak memiliki jiwa kepemimpinan dan keinginan untuk bisa memprioritaskan perdamaian dunia di level internasional," ujar Ujang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/6).

Akademisi Universitas Al Azhar ini menuturkan, usulan perdamaian Rusia-Ukraina Prabowo itu diutarakan agar Rusia-Ukraina berhenti berperang yang sudah berlangsung kurang lebih 1,5 tahun lamanya dan berdampak pada kalang kabutnya perekonomian dunia.

"Bagaimanapun perang itu sangat menyakitkan, menghancurkan, membunuh warga bahkan anak-anak dan orang tua yang tidak berdosa," kata Ujang.

Terlebih, Prabowo dalam forum internasional itu menawarkan beberapa usulan resolusi konflik Rusia-Ukraina untuk menghentikan kekerasan bersenjata yang melibatkan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam mencari solusi damai antara Rusia dan Ukraina.

"Prabowo punya niat baik dan biasanya orang yang punya niat baik banyak yang tidak suka bahkan ada yang menyerang. Jadi, menurut saya kalau untuk kebaikan dan kepentingan negara ya wajar-wajar saja," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA