Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menko Muhadjir Optimis Target Penurunan Kemiskinan Nol Persen 2024 Tercapai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Jumat, 09 Juni 2023, 18:10 WIB
Menko Muhadjir Optimis Target Penurunan Kemiskinan Nol Persen 2024 Tercapai
Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan) dalam rapat kerja bersama DPR RI, Jumat (9/6)/Ist
rmol news logo Meski cukup berat, Pemerintah tetap optimis pada target menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada tahun 2024. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengejar target tersebut.

Hal ini diungkap Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam rapat kerja bersama DPR RI, Jumat (9/6).

"Ada tiga langkah yang kita lakukan, yakni pengurangan beban, peningkatan pendapatan, serta penanganan berbasis kantong kemiskinan,” kata Muhadjir.

Pada akhir tahun 2023 kemiskinan ekstrem ditargetkan turun hingga 1,04 persen. Data pada September 2022 menunjukkan 1,74 persen.

“Sementara pada tahun 2024, angka kemiskinan ekstrem itu dapat mencapai nol persen sesuai dengan arahan dan target dari Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Inpres Nomor 4 Tahun 2022,” katanya.

Dalam rapat ini juga membahas rencana kerja dan anggaran Kemenko PMK dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024.

Rapat yang dipimpin Ketua Badan Anggaran DPR RI M H Said Abdullah ini turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dia melanjutkan, ada tiga program prioritas yang menjadi tanggung jawab Kemenko PMK yakni penurunan kemiskinan ekstrem, prevalensi stunting, serta pendidikan dan pelatihan vokasi.

Untuk program percepatan penurunan prevalensi stunting,  pada tahun 2024 ditargetkan dapat mencapai angka 14 persen. Angka stunting pada tahun 2023 ditargetkan dapat mencapai angka 17,5 persen.

Beberapa langkah kebijakan antara lain melakukan intervensi spesifik dan sensitif di setiap daerah, pemenuhan sarana dan prasarana seperti Antropometri dan USG, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, serta akses air bersih hingga sanitasi di desa.

Adapun terkait dengan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang  menjadi salah satu prioritas, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 4 periode ini menyatakan, program ini menjadi titik kulminasi dari pembangunan manusia Indonesia.

“Semua yang kita lakukan sebelum mereka masuk ke dunia kerja akan percuma kalau pendidikan dan pelatihan vokasi ini tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya,” tandas Mantan Mendikbud pada Kabinet Jokowi Jilid Satu ini.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA